on Minggu, 14 Oktober 2012
masih berlanjut dengan tugas softskill
kali ini berbicara tentang wajibkah seorang IT menggunakan simulasi?
langsung ke pembahasan selagi otak masih panas :D

menurut saya, wajib ga sih seorang IT menggunakan simulasi?
jelas wajib, kenapa? karena simulasi itu dirancang untuk menjadikan sistem jauh lebih baik. coba pikirkan tanpa simulasi, apakah sebuah sistem berjalan langsung dengan baik? tentu tidak kan. simulasi ini juga berguna untuk memperkecil kesalahan dan kecelakaan dalam sistem, dengant terus di uji coba oleh simulasi maka kecil kemungkinan kesalahan dan kecalakaan dalam sebuah sistem.
jadi, kita sebagai orang IT harus membuat simulasi dulu sebelum merancang sebuah sistem agar hasil yang dicapai sangat baik.
Melanjutkan tugas yang berikutnya, dengan judul Contoh Kecelakaan Akibat Simulasi yang gagal
saya mengambil contoh dibawah ini :
 
Penyebab Ledakan Reaktor Nuklir Chernobyl – Ukraina

Reaktor Chernobyl jenis RBMK didirikan di atas tanah rawa di sebelah utara Ukraina, sekitar 80 mil sebelah utara Kiev. Reaktor unit 1 mulai beroperasi pada 1977, unit 2 pada 1978, unit 3 pada 1981, dan unit 4 pada 1983. Sebuah kota kecil, Pripyat, dibangun dekat PLTN Chernobyl untuk tempat tinggal pekerja pembangkit itu dan keluarganya.
Tipe PLTN Chernobyl dirancang untuk menghasilkan “plutonium” guna pembuatan senjata nuklir serta listrik. Tipe PLTN berfungsi ganda seperti ini tidak ada di negara-negara Barat, seperti, AS dan Prancis, yang merupakan negara pioner PLTN di samping Uni Soviet (pada waktu itu) sebagai pioner pertama.

Secara garis besar, bencana Chernobyl dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada 25 April 1986 reaktor unit 4 direncanakan dipadamkan untuk perawatan rutin. Selama pemadaman berlangsung, teknisi akan melakukan tes untuk menentukan apakah pada kasus reaktor kehilangan daya turbin dapat menghasilkan energi yang cukup untuk membuat sistem pendingin tetap bekerja sampai generator kembali beroperasi.
Proses pemadaman dan tes dimulai pukul 01.00 pada 25 April. Untuk mendapatkan hasil akurat, operator memilih mematikan beberapa sistem keselamatan, yang kemudian pilihan ini yang membawa malapetaka. Pada pertengahan tes, pemadaman harus ditunda selama sembilan jam akibat peningkatan permintaan daya di Kiev. Proses pemadaman dan tes dilanjutkan kembali pada pukul 23.10 25 April. Pada pukul 01.00, 26 April, daya reaktor menurun tajam, menyebabkan reaktor berada pada situasi yang membahayakan.Operator
berusaha mengompensasi rendahnya daya, tetapi reaktor menjadi tak terkendali. Jika sistem keselamatan tetap aktif, operator dapat menangani masalah, namun mereka tidak dapat melakukannya dan akhirnya reaktor meledak pada pukul 01.30.
Kecelakaan PLTN Chernobyl masuk level ke-7 (level paling atas) yang disebut major accident, sesuai dengan kriteria yang ditentukan INES (The International Nuclear Event Scale). Di samping kesalahan operator yang mengoperasikannya di luar SOP (standard operation procedure), PLTN Chernobyl juga tidak memenuhi standar desain sebagaimana yang ditentukan oleh IAEA (International Atomic Energy Agency). PLTN Chernobyl tidak mempunyai kungkungan reaktor sebagai salah satu persyaratan untuk menjamin keselamatan jika terjadi kebocoran radiasi dari reaktor. Apabila PLTN Chernobyl memiliki kungkungan maka walaupun terjadi ledakan kemungkinan radiasi tidak akan keluar ke mana-mana, tetapi terlindung oleh kungkungan. Atau bila terjadi kebocoran tidak separah dibandingkan dengan tidak memiliki kungkungan.
Secara perinci, kecelakaan itu disebabkan, pertama, desain reaktor, yakni tidak stabil pada daya rendah – daya reaktor bisa naik cepat tanpa dapat dikendalikan. Tidak mempunyai kungkungan reaktor (containment). Akibatnya, setiap kebocoran radiasi dari reaktor langsung ke udara. Kedua, pelanggaran prosedur. Ketika pekerjaan tes dilakukan hanya delapan batang kendali reaktor yang dipakai, yang semestinya minimal 30, agar reaktor tetap terkontrol. Sistem pendingin darurat reaktor dimatikan. Tes dilakukan tanpa memberitahukan kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap operasi reaktor.
Ketiga, budaya keselamatan. Pengusaha instalasi tidak memiliki budaya keselamatan, tidak mampu memperbaiki kelemahan desain yang sudah diketahui sebelum kecelakaan terjadi.
Penilaian atas berbagai kelemahan PLTN Chernobyl menghasilkan evaluasi internasional bahwa jenis kecelakaan seperti ini tidak akan mungkin terjadi pada jenis reaktor komersial lainnya. Evaluasi ini ditetapkan demikian karena mungkin berdasarkan analisis jenis reaktor lain yang memenuhi persyaratan keselamatan yang tinggi, termasuk budaya keselamatan yang dimiliki para operator sangat tinggi.
 
Kesimpulan yang dapat saya ambil adalah dalam membuat simulasi ataupun menjalankannya harus dengan prosedur yang telah dibuat dan harus juga memenuhi standar keamaan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dalam hal diatas adalah PLTN Chernobyl tidak memenuhi desain yang di tentukan IAEA ( International Atomic Energy Agency ). Jika Sistem Simulasi mengikutin standar operasional dan keselamatan maka kecil kemungkinan dalam mengalami kegagalan sistem atau kecelakaan
 
referensi :
Sumber 
 
on Jumat, 12 Oktober 2012
selamat pagi, siang, sore dan malam
gw gatau kalian baca post ini kapan kan :D

kembali lagi dengan tugas softskill, ngetik lagi di blog, ngetik aja dulu yang baca gatau ada apa engga.
kali ini tugasnya tentang Pemanfaatan Simulasi dan Grafik di Bidang Industri. langsung ke isi aja deh yuk!

sebelumnya kita harus mengetahui apasih Simulasi dan Grafik itu. 

Simulasi adalah satu metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya atau penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan memakai model statistic atau pemeran.

manfaat Simulasi :
  1. untuk mengurangi kesalahan
  2. untuk mengoptimasi sebuah sistem
  3. untuk menjaga kekurangan atau kelebihan sumber daya
kelamahan dalam simulasi pun ada seperti, biaya yang dikeluarkan untuk simulasi dari sebuah sistem itu pasti membutuhkan biaya yang mahal.

kesimpulannya adalah Pemanfaatan simulasi dan grafik di bidang industri ini sangat penting, dapat membuat sebuah sistem yang minin dengan kesalahan sehingga mengurangi resiko kecelakan dan membuat sebuah sistem yang baik dan benar.

Referensi :
Sumber




Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Banyak cara untuk melakukan aksi sosial, salah satunya dengan cara Donor Darah. Manfaat yang dihasilkan dari Donor Darah ini tidak hanya untuk orang yang mendonorkan darahnya saja melainkan untuk orang yang membutuhkan darah juga.

Gabungan Mahasiswa Gunadarma Bogor (GAMAGUDABO) menyelenggarakan pertama kali Donor Darah yang bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) pada tanggal 19 Februari 2011, dimana yang bertanggung jawab dari acara tersebut adalah Angkatan 2008, kemudian acara ini terus berjalan terhitung sudah tiga kali sejak acara pertama diselenggarakan. 

Tujuan dari Gabungan Mahasiswa Gunadarma Bogor (GAMAGUDABO) mengadakan Donor Darah antara lain :

  1. Mewujudkan jiwa sosial di kalangan masyarakat.
  2. Saling berbagi ke sesama dimana kita sebagai pemberi donor mendapatkan hal positif begitu juga yang menerima donor.
  3. Memperat tali silahturahmi di dalam organisasi GAMAGUDABO